Selasa, 09 Juni 2015

Pemanasan global

 Pengaruh Pemupukan Terhadap 


Pemanasan Global


Wayan Suantika
(1402406079)


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
FAKULTAS PERTANIAN

2015 









Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
          Fenomena pemanasan global memang sedang berlangsung dengan indikasi terjadinya perubahan iklim, peningkatan suhu global dan peningkatan permukaan laut. (Hira Jambatan, 1993: 36).  Pemanasan global juga telah mengganggu fungsi atmosfer sebagai sistem pendukung kehidupan di bumi.  Kemampuan atmosfer dalam memberikan fungsinya menjadi terganggu dengan masuknya bahan-bahan pencemar ke udara hasil kegiatan manusia. Pencemaran udara adalah pencemaran yang potensial menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Oleh karena itu perlindungan terhadap kapasitas dari fungsi atmosfer menjadi suatu isu lingkungan yang amat penting bagi Indonesia dan negara-negara lainnya.  Salah satu isu tersebut adalah terancamnya kelestarian lingkungan hidup akibat adanya pemanasan global.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh pemanasan global terhadap pengunaan pupuk kimia.



Bab II
Pembahasan
Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur ratarata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek
rumah kaca.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan, salju). Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Protokol Kyoto adalah kesepakatan internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yang ditujukan untuk melawan pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup internasional dengan tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yang akan mencegah gangguan antropogenik yang berbahaya dengan sistem iklim.”

Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada April 2010, 191 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.
.
Penyebab Pemanasan Global
Ada beberapa penyebab pemanasan global, tapi yang paling utama adalah terjadinya peristiwa efek rumah kaca di atmosfer bumi. Efek rumah kaca adalah menumpuknya gas-gas di atmosfir seperti karbon dioksida, metana, surfur dioksida, dan uap air yang menyerap dan memantulkan kembali pantulan sinar matahari dari bumi. Hal ini membuat suhu permukaan bumi semakin lama semakin panas, hal ini yang dinamakan pemanasan global. Dan inilah adalah beberapa penyebab terjadinya pemanasan global:


                                                                                                                            

Salah Satu Penyebab Pemanasan Global Adalah CFC

Salah satu penyebab yang membuat semakin lama bumi ini semakin panas adalah menipisnya lapisan ozon di atmosfir bumi, hal ini membuat sinar matahari yang menyinari bumi tidak "difilter" terlebih dahulu. Selain membuat bumi semakin panas, hal tersebut juga berbahaya bagi kehidupan manusia.
CFC (ChloroFlouroCarbons) merupakan zat kimia yang biasa kita jumpai pada kulkas dan AC. Zat kimia ini bisa naik ke atmosfir bumi dan merusak lapisan ozon. Ini tentu tidak baik bagi bumi dan kehidupan kita, untuk itu sudah seharusnya kita menggunakan peralatan rumah (AC dan kulkas) sebijak mungkin.

Penyebab Utama Pemanasan Global

Penyebab-penyebab pemanasan global oleh manusia yang telah dibahas sebelumnya hanyalah sebagian kecilnya saja, beberapa penyebab utama terjadinya global warming dibumi kita adalah sebagai berikut:

·         Polusi Karbon Dioksida oleh Industri, Semakin hari jumlah industri semakin banyak, tentu ini positif untuk perekonomian. Akan tetapi disisi lain hal ini kurang bersahabat kepada bumi yang kita tinggali ini. Sebagian besar industri yang ada saat ini membuang gas emisi yang berupa karbon dioksida keudara yang akhirnya akan berkumpul di atmosfir bumi. Hal ini yang menyebabkan terjadinya peristiwa efek rumah kaca yang membuat bumi kita semakin hari semakin panas (menjadi semakin tidak nyaman untuk ditinggali).

·         Polusi Karbon Dioksida oleh Transportasi, Jumlah pemilik kendaraan bermotor semakin hari semakin banyak. Disatu sisi hal ini menunjukan geliat perekonomian yang positif, akan tetapi disisi lain hal ini akan semakin merusak bumi kita. Bagaimana bisa? Ya, seluruh kendaraan (transportasi) mengeluarkan sisa pembakaran bahan bakar fosil (premium, solar, dll) yang berupa karbon dioksida keudara, hal ini yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca yang berdampak langsung terhadap global warming.
                                                                                                                                                                                       

·         Polusi Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan, Mungkin banyak yang tidak mengetahui bahwa kegiatan-kegiatan disektor Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan juga bisa menyebabkan terjadinya pemanasan global. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Salah satu penyebab pemanasan global adalah efek rumah kaca dimana berkumpulnya berbagai macam gas di atmosfir termasuk metana. Gas metana yang dilepaskan ke atmosfir bumi bisa berasal dari sawah, ladang, kebun, maupun hewan ternak seperti sapi.

·         Penggunaan Pupuk Kimia yang Tidak Wajar, Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, tidak jarang para petani menggunakan pupuk kimia secara berlebihan, padahal hal tersebut tidak baik untuk tanaman mereka. Selain itu, hal tersebut juga bisa menyebabkan terjadinya pemanasan global. Mengapa bisa seperti itu? Ya, karena bahan utama pembuatan pupuk adalah nitrogen oksida, yang jauh lebih kuat ketimbang karbon dioksida sebagai perangkap panas. Untuk itu, diharapkan para petani kita bisa menggunakan pupuk secara proporsional.

·         Kerusakan Hutan, Semakin hari hutan kita semakin rusak, hal ini dikarenakan maraknya penebangan liar. Rusaknya hutan membuat kondisi bumi semakin buruk. Salah satu fungsi hutan adalah menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan udara segar berupa oksigen. Apa jadinya jika hutan kita rusak? Sudah bisa ditebak, jumlah karbon dioksida yang diserap oleh hutan semakin sedikit, sehingga semakin banyak gas tersebut yang terbang dan berkumpul di atmosfir. Hal ini yang menimbulkan terjadinya efek rumah kaca.

·         Pembakaran Sampah Secara Masal, Sampah merupakan sebuah polemik besar dinegeri ini, kita masih belum bisa memanage sampah agar bisa menghasilkan value. Sebagian besar sampah-sampah yang dibuang masyarakat dikumpulkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kemudian dibakar secara masal. Perlu diketahui bersama, bahwa sampah-sampah yang dibakar akan menghasilakann gas metana yang akan melayang ke atmosfir bumi. Hal ini bisa menimbulkan peristiwa efek rumah kaca yang menjadi penyebab utama global warming.

Pupuk Urea dan Pemanasan Global

Sebelum tahun 1900-an, dimana pupuk buatan belum ditemukan, manusia menggunakan kotoran hewan ternak sebagai pupuk dan juga merotasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah. Setelah penemuan pupuk buatan melalui sintesis urea, maka pupuk dari kotoran hewan dengan cepat digantikan oleh urea. Segera setelah itu, kualitas kesuburan tanah mulai menurun.

Kejadian nyata yang saya alami sendri, pada waktu saya mesih kecil, banyak petani menggunakan sistem rotasi tanaman dan menggunakan pupuk dari kotorran ternak (pupuk kandang) untuk mnyuburkan tanah. Selain itu, dalam jangka waktu tertentu petani menanam sejenis kacang-kacangan yang bukan untuk di makan tetapi tanaman tersebut dijadikan sebagai pupuk agar kesuburan tanah terjaga. Kacang-kacangan adalah tanaman yang dapat bersimbiosis dengan bakteri pengikat nitrogen sehingga mampu mengikat nitrogen dari udara langsung dan kemudian disimpan di akarnya. Kegiatan-kegiatan semacam ini sekarang sudah jarang dilakukan karena untuk menanam kacang-kacangan tersebut tentu saja dibutuhkan waktu dan akan mengurangi jumlah panen dalam setahun. Pupuk dari tanaman kacang-kacangan juga sudah tergantikan dengan urea. 

Bahaya urea terhadap tanah adalah tergerusnya karbon alami yang ada didalam tanah. Urea memberikan kesuburan yang berlebihan didalam tanah sehingga bakteri tumbuh dengan pesat, bakteri ini juga memerlukan zat lain untuk hidup, salah satunya adalah karbon. Setiap 1 urea diperlukan sekitar 30 karbon organik. Semakin banyak urea yang ada didalam tanah, maka semakin banyak juga karbon yang akan hilang, akibatnya kesuburan tanah akan rusak karena ketidakseimbangan jumlah nutrisi didalam tanah. Ketika tanah menjadi tidak subur lagi, maka tanaman akan sendirinya akan mati.

Dalam efeknya terhadap pemanasan global, tanah dan tumbuhan adalah salah satu "pemakan" karbondioksida yang ada diudara. Tumbuhan mengkonsumsi karbondioksida dari udara untuk fotosintesis menjadi oksigan dan karbohidrat. Selain itu, tumbuhan juga lah yang menggerakkan siklus karbon yang ada dialam dengan menyerap dari udara dan menyimpannya di dalam tanah. Jumlah karbon yang ada didalam tanah sekitar 4 kali lebih tinggi dibanding jumlah karbon di udara. Oleh karena itu, ketika tidak ada tanaman lagi, maka karbon diudara tidak dapat diserap oleh tanah. Efek dari tidak terserapnya karbon oleh tanah adalah meningkatnya jumlah karbon di atmosfer, dan ini berarti meningkatnya temperatur bumi akibat efek rumah kaca. Meningkatnya temperatur bumi akan mencairkan salju di kutub bumi. Dengan mancairnya salju maka karbondioksida yang terikat didalam salju (salju juga merupakan penyimpan karbon yang baik) terlepas ke atmosfer dan akan mamperburuk efek rumah kaca. 

Sistem pertanin yang tidak baik semacam ini dapat mengganggu keseimbangan alam. Penggunaan pupuk urea yang tidak berimbang justru menjadi salah satu penyebab rusaknya kesuburan tanah. Sekarang ini pertanian organik mulai berkembang sebagai solusi untuk masalah pupuk ini. Selain tidak menggunakan pupuk buatan, pertanian organik juga tidak menggunakan pestisida kimia yang berbahaya untuk kesehatan. Salah satu kendala untuk pertanian organik adalah harganya yang masih mahal dan pola pikir masyarakat yang masih salah dalam menggunakan pupuk.

Selain itu, penggunaan karbon organik untuk menggantikan karbon yang hilang dari tanah juga mulai dilakukan. Penambahan karbon organik ini dilakukan untuk mengimbangi jumlah karbon yang hilang akibat penggunaan pupuk. Karbon organik yang paling baik adalah kompos, dimana didalamnya juga terdapat mikroba-mikroba yang dapat menyuburkan tanah.

Penggunaan pupuk organik untuk menggantikan urea juga sudah banyak dilakukan. Berbeda dengan urea yang hanya mengandung nitrogen, pupuk organik juga mengandung banyak karbon dan nutrisi-nutrisi lain yang diperlukan tanaman. Pupuk organik dapat dibuat dari sampah-sampah organik ataupun sampah-sampah domestik dari kegiatan manusia sehingga selain berfungsi untuk menyuburkan tanah juga mengurangi jumlah gas metan yang akan terbuang ke atmosfer seandainya sampah tersebut tidak diolah. Sekali jalan, beberapa masalah terselesaikan.

Pentingnya nitrogen terhadap tanaman
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang sangat esensial untuk  pertumbuhan tanaman dan umumnya tanaman menyerap N dalam bentuk amoniumdan nitrat yang dapat disediakan melalui pemupukan Menurut Olson dan Kurtz(1989)
fungsi N sebagai hara esensial bagi pertumbuhan tanaman adalah:
1.komponen molekul klorofil
2.komponen asam amino pembentuk protein
3.esensial bagi aktivasi karbohidrat
4.komponen enzim
5.merangsang pertumbuhan akar dan aktivitasnya
 6.mendukung pengambilan hara lainnya
.           Pupuk kimia mulai diperkenalkan pada awal tahun 70-an, untukMeningkatkan hasil pertanian yang sebelumnya hanya melakukan pemupukanSecara tradisional. Beberapa tahun pertama memang peningkatan panen sangatTerasa manfaatnya. Program modernisasi pertanian mampu menjawab satuTantangan ketersediaan kebutuhan pangan dunia yang kian hari terus meningkat.Namun setelah belasan tahun penerapan pupuk kimia, penggunaan pupuk kimia Mulai terlihat dampak dan efek sampingnya. Bahan kimia sintetik yang digunakan  dalam pertanian seperti pupuk dan pestisida telah merusak lapisan atmosfer  karena Matahari memancarkan radiasinya ke bumi menembus lapisan atmosfer bumi.  Atmosfer adalah lapisan udara yang melingkupi sebuah planet, termasuk Bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Udara merupakan kumpulan berbagai macam gas:
Gas
Simbol
Volume
Nitrogen
N2
78.08
Oksigen
O2
20.95
Argon
Ar
0.93
Karbondioksida
CO2
0.035
Neon
Ne
0.0018
Methan
CH4
0.00017
Helium
He
0.0005
Hidrogen
H2
0.000009
Xenon
Xe
0.000004
              
Atmosfer bumi terdiri kumpulan berbagai macam gas. Gas penyusun atmosfer Bumi memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Nitrogen merupakan unsur gas yang paling besar prosentasenya di atmosfer. Gas nitrogen sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Gas nitrogen sering juga digunakan sebagai bahan dasar industri pupuk. Manfaat/Fungsi Lapisan Atmosfer (Atmosfir) Bumi:
Melindungi bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi karena terkena gaya gravitasi bumi.
Melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dengan lapisan ozon.
Mengandung gas-gas yang dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan untuk bernafas dan untuk keperluan lainnya seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida, dan lain sebagainya.
Media cuaca yang mempengaruhi awan, angin, salju, hujan, badai, topan, dan lain-lain.
               Pemanasan global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan teknologi dan industri. Oleh karena itu peristiwa ini berdampak global.
Adapun salah satu aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global, yaitu pada sektor pertanian dan ataupun peternakan, sektor ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca melalui sawah-sawah yang tergenang yang menghasilkan gas metana, pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian, pembakaran sisa-sisa tanaman, dan pembusukan sisa-sisa pertanian, serta pembusukan kotoran ternak. Dari sektor ini gas rumah kaca yang dihasilkan yaitu gas metana (CH4) dan gas dinitro oksida (N20).  Di Indonesia, sektor pertanian dan peternakan menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 8.05 % dari total gas rumah kaca yang diemisikan ke atmosfer.
Isi

           Penggunaan pupuk kimia ditengah tuntutan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pangan, pertanian sebagai basis persediaan pangan dengan usaha intensifikasinya ternyata membawa dampak terhadap penipisan lapisan ozon yaitu dengan menggunakan bahan-bahan kimia baik sebagai pembasmi hama (insektisida) maupun sebegai pupuk (fertilizer) yang pada akhirnya menyumbang pencemar sebagai  salah satu Gas Rumah Kaca (GRK). Salah satunya dengan menggunakan pupuk nitrogen.
Masa hidup dari NO sangat panjang yaitu sekitar 150 tahun di atmosfer, oleh karena itu peningkatan emisi-emisi kecil dapat meningkatkan konsentrasi. Pemakaian bahan bakar fosil, pemakaian pupuk nitrogen menyumbang terjadinya pencemaran udara , pada akhirnya terjadi penumpukan emisi ini di atmosfer .
               Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di atmosfer, yang takarannya mencapai 78% volume, dan sumber lainnya yang ada di kulit bumi dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam bentuk yang komplekstetapi hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah larut dalam air.
Pada umumnya derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar nutrisi, tetapi dalam kenyataannya substansinitrogen adalah hal yang menarik sebagai polutan di lingkungan. Terjadinya perubahan global di lingkungan oleh adanya interaksi antara nitrogen oksida dengan ozon di zona atmosfir. Juga adanya perlakuan pemupukan (fertilization treatment) yang berlebihan dapat mempengaruhi air tanah (soil water), sehingga dapat mempengaruhi kondisi air minum bagi manusia.
Nitrogen organik apabila dimanfaatkan oleh mikrobia maka akan berubah menjadi wujud N kembali. Namun bila tidak dimanfaatkan dengan mikrobia, akan ternitrifikasi menjadi NH4+ di lapisan oksidatif, bila bertemu oksigen akan menjadi NO3+. NH4+ bila tidak bertemu O2 maka akan terurai menjadi NH3, dan mengakibatkan gas rumah kaca.
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.
Radiasi yang terjadi di bumi akan dipantulkan kembali ke angkasa, namun sebagian gelombang tersebut diserap oleh gas rumah kaca, yaitu CO2, CH4, N2O, HFCs dan SF4 yang berada di atmosfer.
Sebagai akibatnya gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang, sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi meningkat.  Peristiwa inilah yang sering disebut dengan pemanasan global.
Pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (infra merah atau gelombang panas) yang dipancarkan oleh bumi, sehingga tidak dapat lepas ke angkasa dan akibatnya suhu di atmospher bumi memanas. Dengan berubahnya suhu bumi yang dapat dirasakan oleh seluruh makhluk di bumi ini, maka kejadian tersebut dinamakan sebagai “pemanasan global”.
Ammonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau ammonia). Walaupun  ammonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.
Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O),nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri (Soderlund dan Rosswall, 1980). Dalam telaah kesuburan tanah proses pengubahannitrogen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium (Mas’ud, 1992).
               Tanah sebagai media tumbuh tanaman mempunyai daya dukung yang beragam terhadap upaya pemanfaatan pertanaman komoditi pertanian. Dikarenakan satu bidang lahan akan mengalami penurunan kesuburan tanah jika ditanami terus menerus, dan perbedaan tingkat kesuburan yang menjadi prasyarat  agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, maka diperlukan suatu untuk menambah persediaan unsur hara ke dalam tanah. Sejarah pertanian juga mencatat bahwa penggunaan kotoran hewan telah lama dipakai sebagai bahan penyubur tanah, atau dengan kata lain pernah dimanfaatkan untuk mengganti unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.  Tetapi walaupun sejarah pemupukan telah berlangsung sangat lama, hal ini bukan berarti bahwa upaya untuk mengembangkan teknik pemupukan menjadi berhenti. Paling tidak  menaikkan daya dukung tanah untuk memenuhi tuntutan kenaikan produksi pangan lebih sering dilakukan orang lewat pemupukan.
               Pupuk yang secara umum banyak digunakan yaitu pupuk NPK. Ada sekitar 13 macam jenis unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman. Tiga golongan besar pupuk, yakni nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) merupakan unsur hara yang paling sering ditambahkan ke dalam tanah untuk meningkatkan kesuburan. Dari berbagai hasil penelitian, didapatkan beberapa unsur tertentu yang diperlukan bagi pertumbuhan normal suatu tanaman dan unsur-unsur penting ini harus dalam keadaan ter sedia.
               Salah satu jenis pupuk yang berkontribusi  mengganggu atmosfer di bumi ialah pupuk urea. Urea merupakan persenyawaan organik, tidak bermuatan listrik, titik leleh sebesar 132,70C, panas leleh kurang lebih 60 kal/gram, titik didih dalam air 1150C, berbentuk butiran berwarna putih, rumus kimia CO(NH2)secara kimiawi maupun fisiologis urea merupakan pupuk netral, tidak menyebabkan tanah menjadi asam dan urea juga bersifat higroskopis.
               Urea merupakan padatan butiran atau prill yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi antara ammonia (NH3) dengan karbondioksida (CO2). Pupuk ini mengandung nitrogen minimal 46% diantara semua pupuk padatan. Pupuk nitrogen ini digunakan untuk pertumbuhan batang dan daun. Urea mudah larut dalam air dan tidak mempunyai residu garam sesudah pemakaian untuk tanaman.
               Pupuk urea adalah pupuk yang paling banyak digunakan di Indonesia. Bila pupuk urea ditambahkan kedalam tanah yang lembab, maka urea mengalami hidrolisis dan berubah menjadi ammonium karbonat. Maka sebelum hidrolisis terjadi, urea bersifat mobil seperti nitrat dan ada kemungkinan tercuci ke bawah zona perakaran.
               Kejadian ini dimungkinkan terutama jika curah hujan tinggi dan struktur tanah yang lemah. Disamping itu, perlu diperhatikan sifat urea yang dapat berubah menjadi nitrat ini, karena hal ini memperbesar turunnya efisiensi urea. Untuk mengurangi sifat-sifat yang merugikan dari urea diusahakan membungkus butiran urea dendan SCU (Sulfur Coated Urea).
               Urea baik dalam bentuk prill maupun granular, akan kehilangan unsur Nitrogen itu berkisar 40% melalui penguapan amonia dan beberapa persen melalui penguapan dalam bentuk N2O dan N2, pencucian (leaching), terikat oleh jasadrenik atau mineral tanah (immobilization dan fixation) ketika penebaran pada tanaman. Pupuk nitrogen yang termasuk lambat melapaskan kandungan nitrogennya dan mempunyai masa depan yang baik ialah pupuk urea yang dilapisi sulfur.
Sumber unsur nitrogen sebenarnya cukup banyak terdapat di atmosfer, yaitu lebih kurang 79,2 % dalam bentuk N2 bebas. Namun demikian unsur N ini baru dapat digunakan oleh tanaman setelah mengalami perubahan bentuk yang terikat dalam bentuk pupuk.
Dalam pemberian pupuk nitrogen sesuai kebutuhan tanaman dengan mempertimbangkan jumlah N dalam tanah. Residu N dan sumber N lainnya. Pengendalian pemberian pupuk nitrogen secara berlebihan adalah dengan cara, antara :
Mengubah penyebaran urea dari 3  kali menjadi 2 kali dengan menurunkan emisi 8,1 %
Mengurangi  dosis dari 250 kg/ha menjadi 200 kg/ha
Mengganti sebagian urea dengan pupuk ZA yang bisa menurunkan emisi sebesar 5,2%. (Saucheli, V, 1960)
Selain dampak diatas, tercatat beberapa kejadian luar biasa yang mengindikasikan terjadinya pemanasan global, yaitu :
Tahun 2005 merupakan tahun terpanas.  NASA melaporkan bahwa temperatur rata-rata global telah meningkat 0,060 C.
Pencairan Artik terbesar terjadi di tahun 2005.  Hasil foto salah satu satelit   menunjukkan area yang tertutup es permanen merupakan area tersempit pada akhir musim panas tahun 2005.
Tahun 2005 merupakan tahun dengan air di Karibia terpanas, lebih lama dari yang pernah terjadi dan menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) besar-besaran di sepanjang wilayah mulai dari Karibia hingga Florida Keys, Amerika Serikat.
Tahun 2005 tercatat sebagai tahun dengan nama badai terbanyak.  Terdapat 26 nama badai yang melampaui daftar nama resmi. Pada tahun ini juga terdapat sekitar 14 badai, yang disebut sebagai badai hebat (hurricane), karena memiliki kecepatan angin melebihi 119 km/jam.  Rekor tahun sebelumnya hanya 12 badai dalam setahun.  Tahun 2005 juga merupakan tahun dengan kategori 5 badai terbanyak dengan kecepatan angin 249 km/jam. Tahun 2005 merupakan tahun yang mengalami kerugian termahal akibat badai.
Tahun 2005 merupakan tahun terkering yang pernah terjadi sejak beberapa dekade lalu di Amazon, Amerika Selatan. Dan Amerika bagian barat menderita akibat kekeringan yang panjang.




























Bab III
Penutup

Kesimpulan
               Penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan atau yang tidak sesuai dengan takaran dapat menyumbang penyebab terjadinta Gas Rumah Kaca, selain itu efek dari gas rumah kaca juga akan menyebabkan kerusakan terhadap atmosfer khususnya pada lapisan ozon. Sedangkan lapisan ozon berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar matahari yang langsung jatuh ke bumi. Dampak penggunaan  pupuk nitrogen terhadap kerusakan atmosfer yaitu global warming.

Saran
Dalam penggunaan pupuk nitrogen, sebaiknya digunakan sesuai dengan tahap yang telah  ditentukan dan sesuai takaran yang sudah ditentukan. Sehingga, tidak banyak emisi nitrogen yang menguap dari penggunaan pupuk pada tanaman, yang mengakibatkan lapisan atmosfer terganggu oleh karena itu  harus di perhatikan ttg Waktu pemberian pupuk
Waktu pemberian pupuk harus diperhitungkan supaya pada saat pupuk
diberikan bertepatan dengan saat tanaman membutuhkannya, yang dikenal
dengan istilah sinkronisasi . Hal ini dimaksudkan agar tidak
banyak unsur hara yang hilang tercuci oleh aliran air, mengingat intensitas dan
curah hujan di kawasan ini sangat tinggi. Waktu pemberian pupuk yang tepat
bervariasi untuk berbagai jenis pupuk dan jenis tanamannya.
Pemupukan N untuk tanaman semusim sebaiknya diberikan paling tidak dua
kali, yaitu pada saat tanam dan pada saat pertumbuhan maksimum (sekitar 1-2
bulan setelah tanam). Sementara pupuk P dan K bisa diberikan sekali saja
yaitu pada saat tanam.
b) Penempatan Pupuk
Penempatan pupuk harus diusahakan berada dalam daerah aktivitas akar, agar
pupuk dapat diserap oleh akar tanaman secara efektif. Kesesuaian letak
pupuk dengan posisi akar tanaman disebut dengan istilah sinlokalisasi.
c) Dosis pupuk
Jumlah pupuk yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman,
supaya pupuk yang diberikan tidak banyak yang hilang percuma sehingga
dapat menekan biaya produksi serta menghindari terjadinya polusi dan
keracunan bagi tanaman.
































Tidak ada komentar:

Posting Komentar