Pengaruh Pemupukan Terhadap
Pemanasan Global
Wayan Suantika
(1402406079)
UNIVERSITAS
COKROAMINOTO PALOPO
FAKULTAS
PERTANIAN
2015
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Fenomena pemanasan
global memang sedang berlangsung dengan indikasi terjadinya perubahan iklim, peningkatan
suhu global dan peningkatan permukaan laut. (Hira Jambatan, 1993: 36).
Pemanasan global juga telah mengganggu fungsi atmosfer sebagai sistem pendukung
kehidupan di bumi. Kemampuan atmosfer dalam memberikan fungsinya menjadi
terganggu dengan masuknya bahan-bahan pencemar ke udara hasil kegiatan manusia.
Pencemaran udara adalah pencemaran yang potensial menyebabkan terjadinya
pemanasan global.
Oleh karena itu perlindungan terhadap
kapasitas dari fungsi atmosfer menjadi suatu isu lingkungan yang amat penting
bagi Indonesia dan negara-negara lainnya. Salah satu isu tersebut adalah
terancamnya kelestarian lingkungan hidup akibat adanya pemanasan global.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti
adalah bagaimana pengaruh pemanasan global terhadap pengunaan pupuk kimia.
Bab II
Pembahasan
Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur ratarata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek
rumah kaca.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan, salju). Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Protokol Kyoto adalah kesepakatan internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yang ditujukan untuk melawan pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup internasional dengan tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yang akan mencegah gangguan antropogenik yang berbahaya dengan sistem iklim.”
Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada April 2010, 191 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto..
Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur ratarata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek
rumah kaca.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan, salju). Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Protokol Kyoto adalah kesepakatan internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yang ditujukan untuk melawan pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup internasional dengan tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yang akan mencegah gangguan antropogenik yang berbahaya dengan sistem iklim.”
Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada April 2010, 191 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto..
Penyebab
Pemanasan Global
Ada
beberapa penyebab pemanasan global, tapi yang paling utama adalah
terjadinya peristiwa efek rumah kaca di atmosfer bumi. Efek rumah kaca adalah
menumpuknya gas-gas di atmosfir seperti karbon dioksida, metana, surfur
dioksida, dan uap air yang menyerap dan memantulkan kembali pantulan sinar
matahari dari bumi. Hal ini membuat suhu permukaan bumi semakin lama semakin
panas, hal ini yang dinamakan pemanasan global. Dan inilah adalah beberapa penyebab
terjadinya pemanasan global:
Salah
Satu Penyebab Pemanasan Global Adalah CFC
Salah
satu penyebab yang membuat semakin lama bumi ini semakin panas adalah
menipisnya lapisan ozon di atmosfir bumi, hal ini membuat sinar matahari yang
menyinari bumi tidak "difilter" terlebih dahulu. Selain membuat bumi
semakin panas, hal tersebut juga berbahaya bagi kehidupan manusia.
CFC (ChloroFlouroCarbons)
merupakan zat kimia yang biasa kita jumpai pada kulkas dan AC. Zat kimia ini
bisa naik ke atmosfir bumi dan merusak lapisan ozon. Ini tentu tidak baik bagi
bumi dan kehidupan kita, untuk itu sudah seharusnya kita menggunakan peralatan
rumah (AC dan kulkas) sebijak mungkin.
Penyebab
Utama Pemanasan Global
Penyebab-penyebab
pemanasan global oleh manusia yang telah dibahas sebelumnya hanyalah sebagian
kecilnya saja, beberapa penyebab utama terjadinya global warming dibumi kita
adalah sebagai berikut:
·
Polusi
Karbon Dioksida oleh Industri, Semakin
hari jumlah industri semakin banyak, tentu ini positif untuk perekonomian. Akan
tetapi disisi lain hal ini kurang bersahabat kepada bumi yang kita tinggali
ini. Sebagian besar industri yang ada saat ini membuang gas emisi yang berupa
karbon dioksida keudara yang akhirnya akan berkumpul di atmosfir bumi. Hal ini
yang menyebabkan terjadinya peristiwa efek rumah kaca yang membuat bumi kita
semakin hari semakin panas (menjadi semakin tidak nyaman untuk ditinggali).
·
Polusi
Karbon Dioksida oleh Transportasi, Jumlah
pemilik kendaraan bermotor semakin hari semakin banyak. Disatu sisi hal ini
menunjukan geliat perekonomian yang positif, akan tetapi disisi lain hal ini
akan semakin merusak bumi kita. Bagaimana bisa? Ya, seluruh kendaraan
(transportasi) mengeluarkan sisa pembakaran bahan bakar fosil (premium, solar,
dll) yang berupa karbon dioksida keudara, hal ini yang menjadi penyebab
terjadinya efek rumah kaca yang berdampak langsung terhadap global warming.
·
Polusi
Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan, Mungkin
banyak yang tidak mengetahui bahwa kegiatan-kegiatan disektor Pertanian,
Perkebunan, dan Peternakan juga bisa menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Salah satu penyebab pemanasan global
adalah efek rumah kaca dimana berkumpulnya berbagai macam gas di atmosfir
termasuk metana. Gas metana yang dilepaskan ke atmosfir bumi bisa berasal dari
sawah, ladang, kebun, maupun hewan ternak seperti sapi.
·
Penggunaan
Pupuk Kimia yang Tidak Wajar, Untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan, tidak jarang para petani menggunakan pupuk
kimia secara berlebihan, padahal hal tersebut tidak baik untuk tanaman mereka.
Selain itu, hal tersebut juga bisa menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Mengapa bisa seperti itu? Ya, karena bahan utama pembuatan pupuk adalah
nitrogen oksida, yang jauh lebih kuat ketimbang karbon dioksida sebagai
perangkap panas. Untuk itu, diharapkan para petani kita bisa menggunakan pupuk
secara proporsional.
·
Kerusakan
Hutan,
Semakin hari hutan kita semakin rusak, hal ini dikarenakan maraknya penebangan
liar. Rusaknya hutan membuat kondisi bumi semakin buruk. Salah satu fungsi
hutan adalah menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan udara segar berupa
oksigen. Apa jadinya jika hutan kita rusak? Sudah bisa ditebak, jumlah karbon
dioksida yang diserap oleh hutan semakin sedikit, sehingga semakin banyak gas
tersebut yang terbang dan berkumpul di atmosfir. Hal ini yang menimbulkan
terjadinya efek rumah kaca.
·
Pembakaran
Sampah Secara Masal, Sampah
merupakan sebuah polemik besar dinegeri ini, kita masih belum bisa memanage sampah
agar bisa menghasilkan value.
Sebagian besar sampah-sampah yang dibuang masyarakat dikumpulkan di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) kemudian dibakar secara masal. Perlu diketahui bersama,
bahwa sampah-sampah yang dibakar akan menghasilakann gas metana yang akan
melayang ke atmosfir bumi. Hal ini bisa menimbulkan peristiwa efek rumah kaca
yang menjadi penyebab utama global warming.
Pupuk Urea dan
Pemanasan Global
Sebelum tahun 1900-an, dimana pupuk buatan belum
ditemukan, manusia menggunakan kotoran hewan ternak sebagai pupuk dan juga
merotasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah. Setelah penemuan pupuk buatan
melalui sintesis urea, maka pupuk dari kotoran hewan dengan cepat digantikan
oleh urea. Segera setelah itu, kualitas kesuburan tanah mulai menurun.
Kejadian nyata yang saya alami sendri, pada waktu saya
mesih kecil, banyak petani menggunakan sistem rotasi tanaman dan menggunakan
pupuk dari kotorran ternak (pupuk kandang) untuk mnyuburkan tanah. Selain itu,
dalam jangka waktu tertentu petani menanam sejenis kacang-kacangan yang bukan
untuk di makan tetapi tanaman tersebut dijadikan sebagai pupuk agar kesuburan
tanah terjaga. Kacang-kacangan adalah tanaman yang dapat bersimbiosis dengan
bakteri pengikat nitrogen sehingga mampu mengikat nitrogen dari udara langsung
dan kemudian disimpan di akarnya. Kegiatan-kegiatan semacam ini sekarang sudah
jarang dilakukan karena untuk menanam kacang-kacangan tersebut tentu saja
dibutuhkan waktu dan akan mengurangi jumlah panen dalam setahun. Pupuk dari
tanaman kacang-kacangan juga sudah tergantikan dengan urea.
Bahaya urea terhadap tanah adalah tergerusnya karbon
alami yang ada didalam tanah. Urea memberikan kesuburan yang berlebihan didalam
tanah sehingga bakteri tumbuh dengan pesat, bakteri ini juga memerlukan zat
lain untuk hidup, salah satunya adalah karbon. Setiap 1 urea diperlukan sekitar
30 karbon organik. Semakin banyak urea yang ada didalam tanah, maka semakin
banyak juga karbon yang akan hilang, akibatnya kesuburan tanah akan rusak
karena ketidakseimbangan jumlah nutrisi didalam tanah. Ketika tanah menjadi
tidak subur lagi, maka tanaman akan sendirinya akan mati.
Dalam efeknya terhadap pemanasan global, tanah dan
tumbuhan adalah salah satu "pemakan" karbondioksida yang ada diudara.
Tumbuhan mengkonsumsi karbondioksida dari udara untuk fotosintesis menjadi
oksigan dan karbohidrat. Selain itu, tumbuhan juga lah yang menggerakkan siklus
karbon yang ada dialam dengan menyerap dari udara dan menyimpannya di dalam
tanah. Jumlah karbon yang ada didalam tanah sekitar 4 kali lebih tinggi
dibanding jumlah karbon di udara. Oleh karena itu, ketika tidak ada tanaman
lagi, maka karbon diudara tidak dapat diserap oleh tanah. Efek dari tidak
terserapnya karbon oleh tanah adalah meningkatnya jumlah karbon di atmosfer,
dan ini berarti meningkatnya temperatur bumi akibat efek rumah kaca. Meningkatnya
temperatur bumi akan mencairkan salju di kutub bumi. Dengan mancairnya salju
maka karbondioksida yang terikat didalam salju (salju juga merupakan penyimpan
karbon yang baik) terlepas ke atmosfer dan akan mamperburuk efek rumah
kaca.
Sistem pertanin yang tidak baik semacam ini dapat
mengganggu keseimbangan alam. Penggunaan pupuk urea yang tidak berimbang justru
menjadi salah satu penyebab rusaknya kesuburan tanah. Sekarang ini pertanian
organik mulai berkembang sebagai solusi untuk masalah pupuk ini. Selain tidak
menggunakan pupuk buatan, pertanian organik juga tidak menggunakan pestisida
kimia yang berbahaya untuk kesehatan. Salah satu kendala untuk pertanian
organik adalah harganya yang masih mahal dan pola pikir masyarakat yang masih
salah dalam menggunakan pupuk.
Selain itu, penggunaan karbon organik untuk
menggantikan karbon yang hilang dari tanah juga mulai dilakukan. Penambahan
karbon organik ini dilakukan untuk mengimbangi jumlah karbon yang hilang akibat
penggunaan pupuk. Karbon organik yang paling baik adalah kompos, dimana
didalamnya juga terdapat mikroba-mikroba yang dapat menyuburkan tanah.
Penggunaan pupuk organik untuk menggantikan urea juga
sudah banyak dilakukan. Berbeda dengan urea yang hanya mengandung nitrogen,
pupuk organik juga mengandung banyak karbon dan nutrisi-nutrisi lain yang
diperlukan tanaman. Pupuk organik dapat dibuat dari sampah-sampah organik
ataupun sampah-sampah domestik dari kegiatan manusia sehingga selain berfungsi
untuk menyuburkan tanah juga mengurangi jumlah gas metan yang akan terbuang ke
atmosfer seandainya sampah tersebut tidak diolah. Sekali jalan, beberapa masalah
terselesaikan.
Pentingnya nitrogen terhadap tanaman
Nitrogen merupakan salah satu
unsur hara makro yang sangat esensial untuk pertumbuhan tanaman dan
umumnya tanaman menyerap N dalam bentuk amoniumdan nitrat yang dapat disediakan
melalui pemupukan Menurut Olson dan Kurtz(1989)
fungsi N sebagai hara esensial bagi pertumbuhan tanaman adalah:
1.komponen molekul klorofil
2.komponen asam amino pembentuk protein
3.esensial bagi aktivasi karbohidrat
4.komponen enzim
5.merangsang pertumbuhan akar dan aktivitasnya
6.mendukung pengambilan hara lainnya
. Pupuk kimia mulai diperkenalkan pada
awal tahun 70-an, untukMeningkatkan hasil pertanian yang sebelumnya hanya
melakukan pemupukanSecara tradisional. Beberapa tahun pertama memang
peningkatan panen sangatTerasa manfaatnya. Program modernisasi pertanian mampu
menjawab satuTantangan ketersediaan kebutuhan pangan dunia yang kian hari terus
meningkat.Namun setelah belasan tahun penerapan pupuk kimia, penggunaan pupuk
kimia Mulai terlihat dampak dan efek sampingnya. Bahan kimia sintetik yang
digunakan dalam pertanian seperti pupuk dan pestisida telah merusak
lapisan atmosfer karena Matahari memancarkan radiasinya ke bumi
menembus lapisan atmosfer bumi. Atmosfer adalah lapisan udara yang
melingkupi sebuah planet, termasuk Bumi, dari permukaan planet tersebut sampai
jauh di luar angkasa. Udara merupakan kumpulan berbagai macam gas:
Gas
|
Simbol
|
Volume
|
Nitrogen
|
N2
|
78.08
|
Oksigen
|
O2
|
20.95
|
Argon
|
Ar
|
0.93
|
Karbondioksida
|
CO2
|
0.035
|
Neon
|
Ne
|
0.0018
|
Methan
|
CH4
|
0.00017
|
Helium
|
He
|
0.0005
|
Hidrogen
|
H2
|
0.000009
|
Xenon
|
Xe
|
0.000004
|
Atmosfer bumi terdiri kumpulan berbagai macam gas. Gas
penyusun atmosfer Bumi memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Nitrogen merupakan
unsur gas yang paling besar prosentasenya di atmosfer. Gas nitrogen sangat
dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Gas nitrogen sering juga digunakan
sebagai bahan dasar industri pupuk. Manfaat/Fungsi Lapisan Atmosfer (Atmosfir)
Bumi:
Melindungi
bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi karena terkena gaya gravitasi
bumi.
Melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang
berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dengan lapisan ozon.
Mengandung
gas-gas yang dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan untuk bernafas dan untuk
keperluan lainnya seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida, dan lain
sebagainya.
Media cuaca
yang mempengaruhi awan, angin, salju, hujan, badai, topan, dan lain-lain.
Pemanasan
global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di
seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan teknologi dan
industri. Oleh karena itu peristiwa ini berdampak global.
Adapun salah
satu aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global, yaitu pada
sektor pertanian dan ataupun peternakan, sektor ini memberikan kontribusi
terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca melalui sawah-sawah yang tergenang
yang menghasilkan gas metana, pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian,
pembakaran sisa-sisa tanaman, dan pembusukan sisa-sisa pertanian, serta
pembusukan kotoran ternak. Dari sektor ini gas rumah kaca yang dihasilkan yaitu
gas metana (CH4) dan gas dinitro oksida (N20). Di Indonesia, sektor
pertanian dan peternakan menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 8.05 % dari
total gas rumah kaca yang diemisikan ke atmosfer.
Isi
Penggunaan
pupuk kimia ditengah tuntutan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
produksi pangan, pertanian sebagai basis persediaan pangan dengan usaha
intensifikasinya ternyata membawa dampak terhadap penipisan lapisan ozon yaitu
dengan menggunakan bahan-bahan kimia baik sebagai pembasmi hama (insektisida)
maupun sebegai pupuk (fertilizer) yang pada akhirnya menyumbang pencemar
sebagai salah satu Gas Rumah Kaca (GRK). Salah satunya dengan
menggunakan pupuk nitrogen.
Masa hidup dari NO sangat panjang yaitu sekitar 150
tahun di atmosfer, oleh karena itu peningkatan emisi-emisi kecil dapat
meningkatkan konsentrasi. Pemakaian bahan bakar fosil, pemakaian pupuk nitrogen
menyumbang terjadinya pencemaran udara , pada akhirnya terjadi penumpukan emisi
ini di atmosfer .
Sumber
utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di atmosfer,
yang takarannya mencapai 78% volume, dan sumber lainnya yang ada di kulit bumi
dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam bentuk yang kompleks, tetapi
hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah larut dalam air.
Pada umumnya
derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar nutrisi, tetapi
dalam kenyataannya substansinitrogen adalah hal yang menarik sebagai
polutan di lingkungan. Terjadinya perubahan global di lingkungan oleh adanya
interaksi antara nitrogen oksida dengan ozon di zona atmosfir. Juga
adanya perlakuan pemupukan (fertilization treatment) yang berlebihan
dapat mempengaruhi air tanah (soil water), sehingga dapat mempengaruhi
kondisi air minum bagi manusia.
Nitrogen
organik apabila dimanfaatkan oleh mikrobia maka akan berubah menjadi wujud N
kembali. Namun bila tidak dimanfaatkan dengan mikrobia, akan ternitrifikasi
menjadi NH4+ di lapisan oksidatif, bila bertemu
oksigen akan menjadi NO3+. NH4+ bila
tidak bertemu O2 maka akan terurai menjadi NH3, dan
mengakibatkan gas rumah kaca.
Gas rumah kaca adalah
gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul
secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.
Radiasi yang
terjadi di bumi akan dipantulkan kembali ke angkasa, namun sebagian gelombang
tersebut diserap oleh gas rumah kaca, yaitu CO2, CH4, N2O, HFCs dan SF4 yang
berada di atmosfer.
Sebagai
akibatnya gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini
terjadi berulang-ulang, sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi
meningkat. Peristiwa inilah yang sering disebut dengan pemanasan global.
Pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya
radiasi gelombang panjang matahari (infra merah atau gelombang panas) yang
dipancarkan oleh bumi, sehingga tidak dapat lepas ke angkasa dan akibatnya suhu
di atmospher bumi memanas. Dengan berubahnya suhu bumi yang dapat dirasakan
oleh seluruh makhluk di bumi ini, maka kejadian tersebut dinamakan sebagai
“pemanasan global”.
Ammonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3.
Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut
bau ammonia). Walaupun ammonia memiliki sumbangan penting bagi
keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat
merusak kesehatan.
Bentuk atau
komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2),
dinitrit oksida (N2O),nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida
(NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain
dalam bentuk proksisilnitri (Soderlund dan Rosswall, 1980). Dalam telaah
kesuburan tanah proses pengubahannitrogen dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi,
nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium (Mas’ud, 1992).
Tanah
sebagai media tumbuh tanaman mempunyai daya dukung yang beragam terhadap upaya
pemanfaatan pertanaman komoditi pertanian. Dikarenakan satu bidang lahan akan mengalami
penurunan kesuburan tanah jika ditanami terus menerus, dan perbedaan tingkat
kesuburan yang menjadi prasyarat agar tanaman dapat tumbuh dengan
baik, maka diperlukan suatu untuk menambah persediaan unsur hara ke dalam
tanah. Sejarah pertanian juga mencatat bahwa penggunaan kotoran hewan telah
lama dipakai sebagai bahan penyubur tanah, atau dengan kata lain pernah
dimanfaatkan untuk mengganti unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Tetapi
walaupun sejarah pemupukan telah berlangsung sangat lama, hal ini bukan berarti
bahwa upaya untuk mengembangkan teknik pemupukan menjadi berhenti. Paling
tidak menaikkan daya dukung tanah untuk memenuhi tuntutan kenaikan
produksi pangan lebih sering dilakukan orang lewat pemupukan.
Pupuk
yang secara umum banyak digunakan yaitu pupuk NPK. Ada sekitar 13 macam jenis
unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman. Tiga golongan besar pupuk, yakni
nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) merupakan unsur hara yang paling
sering ditambahkan ke dalam tanah untuk meningkatkan kesuburan. Dari berbagai
hasil penelitian, didapatkan beberapa unsur tertentu yang diperlukan bagi
pertumbuhan normal suatu tanaman dan unsur-unsur penting ini harus dalam
keadaan ter sedia.
Salah
satu jenis pupuk yang berkontribusi mengganggu atmosfer di bumi
ialah pupuk urea. Urea merupakan persenyawaan organik, tidak bermuatan listrik,
titik leleh sebesar 132,70C, panas leleh kurang lebih 60 kal/gram,
titik didih dalam air 1150C, berbentuk butiran berwarna putih, rumus
kimia CO(NH2)2 secara kimiawi maupun fisiologis urea merupakan
pupuk netral, tidak menyebabkan tanah menjadi asam dan urea juga bersifat
higroskopis.
Urea
merupakan padatan butiran atau prill yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi
antara ammonia (NH3) dengan karbondioksida (CO2). Pupuk ini mengandung nitrogen
minimal 46% diantara semua pupuk padatan. Pupuk nitrogen ini digunakan untuk
pertumbuhan batang dan daun. Urea mudah larut dalam air dan tidak mempunyai
residu garam sesudah pemakaian untuk tanaman.
Pupuk
urea adalah pupuk yang paling banyak digunakan di Indonesia. Bila pupuk urea
ditambahkan kedalam tanah yang lembab, maka urea mengalami hidrolisis dan
berubah menjadi ammonium karbonat. Maka sebelum hidrolisis terjadi, urea
bersifat mobil seperti nitrat dan ada kemungkinan tercuci ke bawah zona
perakaran.
Kejadian
ini dimungkinkan terutama jika curah hujan tinggi dan struktur tanah yang
lemah. Disamping itu, perlu diperhatikan sifat urea yang dapat berubah menjadi
nitrat ini, karena hal ini memperbesar turunnya efisiensi urea. Untuk
mengurangi sifat-sifat yang merugikan dari urea diusahakan membungkus butiran
urea dendan SCU (Sulfur Coated Urea).
Urea
baik dalam bentuk prill maupun granular, akan kehilangan unsur Nitrogen itu
berkisar 40% melalui penguapan amonia dan beberapa persen melalui penguapan
dalam bentuk N2O dan N2, pencucian (leaching), terikat oleh jasadrenik atau
mineral tanah (immobilization dan fixation) ketika penebaran pada tanaman.
Pupuk nitrogen yang termasuk lambat melapaskan kandungan nitrogennya dan
mempunyai masa depan yang baik ialah pupuk urea yang dilapisi sulfur.
Sumber unsur
nitrogen sebenarnya cukup banyak terdapat di atmosfer, yaitu lebih kurang 79,2
% dalam bentuk N2 bebas. Namun demikian unsur N ini baru dapat digunakan oleh
tanaman setelah mengalami perubahan bentuk yang terikat dalam bentuk pupuk.
Dalam
pemberian pupuk nitrogen sesuai kebutuhan tanaman dengan mempertimbangkan
jumlah N dalam tanah. Residu N dan sumber N lainnya. Pengendalian pemberian
pupuk nitrogen secara berlebihan adalah dengan cara, antara :
Mengubah
penyebaran urea dari 3 kali menjadi 2 kali dengan menurunkan emisi
8,1 %
Mengurangi dosis
dari 250 kg/ha menjadi 200 kg/ha
Mengganti
sebagian urea dengan pupuk ZA yang bisa menurunkan emisi sebesar 5,2%.
(Saucheli, V, 1960)
Selain
dampak diatas, tercatat beberapa kejadian luar biasa yang mengindikasikan
terjadinya pemanasan global, yaitu :
Tahun 2005
merupakan tahun terpanas. NASA melaporkan bahwa temperatur rata-rata
global telah meningkat 0,060 C.
Pencairan
Artik terbesar terjadi di tahun 2005. Hasil foto salah satu
satelit menunjukkan area yang tertutup es permanen merupakan area
tersempit pada akhir musim panas tahun 2005.
Tahun 2005 merupakan tahun dengan air di Karibia
terpanas, lebih lama dari yang pernah terjadi dan menyebabkan terjadinya
pemutihan karang (coral bleaching) besar-besaran di sepanjang wilayah mulai
dari Karibia hingga Florida Keys, Amerika Serikat.
Tahun 2005
tercatat sebagai tahun dengan nama badai terbanyak. Terdapat 26 nama
badai yang melampaui daftar nama resmi. Pada tahun ini juga terdapat sekitar 14
badai, yang disebut sebagai badai hebat (hurricane), karena memiliki kecepatan
angin melebihi 119 km/jam. Rekor tahun sebelumnya hanya 12 badai dalam
setahun. Tahun 2005 juga merupakan tahun dengan kategori 5 badai
terbanyak dengan kecepatan angin 249 km/jam. Tahun 2005 merupakan tahun yang
mengalami kerugian termahal akibat badai.
Tahun 2005
merupakan tahun terkering yang pernah terjadi sejak beberapa dekade lalu di
Amazon, Amerika Selatan. Dan Amerika bagian barat menderita akibat kekeringan
yang panjang.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Penggunaan
pupuk nitrogen yang berlebihan atau yang tidak sesuai dengan takaran dapat
menyumbang penyebab terjadinta Gas Rumah Kaca, selain itu efek dari gas rumah
kaca juga akan menyebabkan kerusakan terhadap atmosfer khususnya pada lapisan
ozon. Sedangkan lapisan ozon berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar
matahari yang langsung jatuh ke bumi. Dampak penggunaan pupuk
nitrogen terhadap kerusakan atmosfer yaitu global warming.
Saran
Dalam penggunaan pupuk nitrogen, sebaiknya digunakan
sesuai dengan tahap yang telah ditentukan dan sesuai takaran yang
sudah ditentukan. Sehingga, tidak banyak emisi nitrogen yang menguap dari
penggunaan pupuk pada tanaman, yang mengakibatkan lapisan atmosfer terganggu
oleh karena itu harus di perhatikan ttg Waktu pemberian pupuk
Waktu
pemberian pupuk harus diperhitungkan supaya pada saat pupuk
diberikan
bertepatan dengan saat tanaman membutuhkannya, yang dikenal
dengan
istilah sinkronisasi . Hal ini dimaksudkan agar tidak
banyak unsur
hara yang hilang tercuci oleh aliran air, mengingat intensitas dan
curah hujan
di kawasan ini sangat tinggi. Waktu pemberian pupuk yang tepat
bervariasi
untuk berbagai jenis pupuk dan jenis tanamannya.
Pemupukan N
untuk tanaman semusim sebaiknya diberikan paling tidak dua
kali, yaitu
pada saat tanam dan pada saat pertumbuhan maksimum (sekitar 1-2
bulan
setelah tanam). Sementara pupuk P dan K bisa diberikan sekali saja
yaitu pada
saat tanam.
b)
Penempatan Pupuk
Penempatan
pupuk harus diusahakan berada dalam daerah aktivitas akar, agar
pupuk dapat
diserap oleh akar tanaman secara efektif. Kesesuaian letak
pupuk dengan
posisi akar tanaman disebut dengan istilah sinlokalisasi.
c) Dosis
pupuk
Jumlah pupuk
yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman,
supaya pupuk
yang diberikan tidak banyak yang hilang percuma sehingga
dapat
menekan biaya produksi serta menghindari terjadinya polusi dan
keracunan
bagi tanaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar